Prevalensi dan Intensitas Ektoparasit Cacing Jangkar (Lernaea cyprinacea L.) pada Ikan Koi (Cyprinus carpio L.) di Bantul Koi Farm D.I. Yogyakarta

Afriandini, Wida and Suwartiningsih, Nurul (2022) Prevalensi dan Intensitas Ektoparasit Cacing Jangkar (Lernaea cyprinacea L.) pada Ikan Koi (Cyprinus carpio L.) di Bantul Koi Farm D.I. Yogyakarta. Journal of Biotechnology and Natural Science, 1 (1). pp. 33-40. ISSN 2808-2508

[thumbnail of peer review] Text (peer review)
Peer review - Nurul Suwartiningsih - Prevalensi dan Intensitas Ektoparasit Cacing Jangkar (Lernaea cyprinacea L.) pada Ikan Koi (Cyprinus carpio L.) di Bantul Koi Farm D.I. Yogyakarta.pdf

Download (858kB)
[thumbnail of HASIL CEK - Nurul Suwartiningsih - Prevalensi dan Intensitas Ektoparasit Cacing Jangkar (Lernaea cyprinacea L.) pada Ikan Koi (Cyprinus carpio L.) di Bantul Koi Farm D.I. Yogyakarta.pdf] Text
HASIL CEK - Nurul Suwartiningsih - Prevalensi dan Intensitas Ektoparasit Cacing Jangkar (Lernaea cyprinacea L.) pada Ikan Koi (Cyprinus carpio L.) di Bantul Koi Farm D.I. Yogyakarta.pdf

Download (1MB)

Abstract

Salah satu kendala dalam budidaya ikan Koi (Cyprinus carpio L.) di
Bantul Koi Farm D.I. Yogyakarta adalah penyakit yang diakibatkan oleh
parasit cacing jangkar (Lernaea cyprinacea L.). Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan untuk mengamati berapa prevalensi dan
intensitas ektoparasit cacing jangkar pada ikan Koi di Bantul Koi Farm.
Pengambilan sampel ikan menggunakan teknik purposive sampling.
Masing-masing diambil tiga individu ikan sebagai ulangan dari tiga
populasi yaitu Showa, Shiro dan Saragoi dengan ukuran 28-36 cm.
Prevalensi dan intensitas ditentukan dengan metode observasi dengan
menghitung jumlah cacing jangkar yang ditemukan. Analisis data
jumlah ektoparasit pada masing-masing populasi dilakukan dengan
statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi
ektoparasit cacing jangkar tertinggi didapatkan pada populasi Shiro
(100%) dan terendah pada populasi Saragoi (33%). Intensitas
tertinggi pada populasi Showa (4 ekor/ individu) dan terendah pada
populasi Shiro (2 ekor/individu) meskipun semuanya termasuk
kategori rendah. Jumlah ektoparasit tertinggi didapatkan dari populasi
Showa (8 individu) dan terendah pada populasi Saragoi (3 individu)
tetapi tidak berbeda nyata secara statistik. Tingginya prevalensi pada
populasi Shiro disebabkan oleh padat tebar yang tinggi. Ektoparasit
cacing jangkar menyerang kulit dan sirip ikan Koi, dan tidak
ditemukan menyerang insang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
prevalensi ektoparasit cacing jangkar tertinggi didapatkan pada
populasi Shiro (100%) dan terendah pada populasi Saragoi (33%,).
Intensitas tertinggi didapatkan pada populasi Showa (4 ekor/
individu) dan terendah pada populasi Shiro (2 ekor/individu)
meskipun semuanya masuk kategori rendah.
Kata Kunci: Bantul Koi Farm, cacing jangkar, ikan Koi,
intensitas, prevalensi

Item Type: Artikel Umum
Subjects: Q Science > Q Science (General)
Q Science > QL Zoology
S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisi / Prodi: Faculty of Applied Science and Technology (Fakultas Sains Dan Teknologi Terapan) > S1-Biology (S1-Biologi)
Depositing User: M.Sc. Nurul Suwartiningsih
Date Deposited: 23 Jan 2023 08:11
Last Modified: 23 Jan 2023 08:11
URI: http://eprints.uad.ac.id/id/eprint/38892

Actions (login required)

View Item View Item