Memahami Wacana Percakapan Transaksi Daring:Perspektif Sosiolinguistik

Wirawati, Denik Memahami Wacana Percakapan Transaksi Daring:Perspektif Sosiolinguistik. K-Media. (In Press)

[thumbnail of Memahami Wacana Percakapan Transaksi_Denik.pdf] Text
Memahami Wacana Percakapan Transaksi_Denik.pdf

Download (3MB)

Abstract

Sejalan perkembangan zaman penawaran barang dan jasa
banyak menggunakan media daring sebagai kepraktisan di dalam
kegiatan bertransaksi. Melalui media daring, transaksi jual beli
dapat dilakukan dengan mudah untuk mencapai kesepakatan
bersama. Pada kegiatan transaksi, bahasa masih menjadi peranan
penting dalam berkomunikasi antara penjual dan pembeli.
Komunikasi verbal yang digunakan dalam kegiatan transaksi
online umumnya berupa tulisan. Kemenarikan dalam wacana
percakapan transaksi jual beli merupakan faktor penting
terjadinya kesepakatan jual beli daring.
Media berdagang pada zaman sekarang sudah banyak. Salah
satunya terbentuknya suatu grup atau komunitas. Komunitas ini
merupakan sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama
yaitu untuk menjual atau membeli barang yang sudah masuk
kriteria dan kesepakatan dalam grup tersebut. Salah satu yang
penulis kaji disini adalah grup atau kelompok Tuneeca. Tuneeca
merupakan merk produk baju yang memiliki harga kisaran 800
ribu sampai jutaan. Tidak semua orang mengenal Tuneeca karena
barang ini dijual dengan sistem jual agen dan resseler khusus.
Keunikan merk baju ini yaitu dari cara pengenalannya dengan
membentuk grup.
Produk Tuneeca dipasarkan melalui beberapa grup akun.
Salah satuya adalah grup Lego Tuneeca New N Preloved. Akun
pengendalinya adalah Faceebook Madinah Hijab. Grup tertutup. private group) ini berisi anggota yang sudah mendapat
persetujuan pemilik akun yaitu akun Madinah Hijab. Grup ini di
khususkan untuk perempuan saja. Mengapa demikian? Karena di
dalam grup ini model pemasarannya selain menggunakan Bahasa
percakapan yang unik dan penuh sandi sandi, di sini cara
menarik perhatian pembeli dengan cara memposting foto narsis
pengguna. Salah satu tujuan dari privat grup ini adalah supaya
tidak ada penyalahgunaan dari pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab. Selain itu grup privat ini memiliki anggota
yang jelas nama alamat supaya tidak terjadi penipuan transaksi
jual beli dikarenakan produk ini harganya lumayan tinggi.
Fungsi grup tertutup yang dibuat oleh pemilik akun
bertujuan untuk menyaring dan meminimalisir terjadinya
penipuan. Hal ini dilakukan karena salah satu di antara alasan
yakni harga produk Tuneeca yang memiliki nilai dijual tinggi.
Kisaran baju dalam produk Tuneeca rata-rata dari harga
Rp800.00,- hingga jutaan tergantung dari kode, kerumitan
desain, dan tingginya minat pada suatu kode yang menjadikan
kode baju tersebut dikatakan bestseller. Melalui grup ini para
pecinta Tuneeca juga dapat menjual baju second atau bekas
dengan harga yang wajar bahkan hingga harga tinggi.
Keunikannya adalah, memiliki baju second dengan predikat
besseler merupakan suatu kebanggan tersendiri. Baju second
dengan predikat besseler memiliki harga jual tinggi bahkan bisa
lebih dari HK (Harga Katalog). Kecintaan dan koleksi yang
menjadikan para pecinta baju tuneeca tidak menghiraukan itu
bekas atau baru, yang terpenting adalah bisa memiliki barang
yang diinginkan.
Grup Lego Tuneeca New N Preloved dibentuk oleh akun
Madinah Hijab dengan pengelola yang bernama Umratul Khasanah. Pengelola ini beralamatkan di Jalan Kyai Ilyas gang X
no. 10, Lumajang, Jawa Timur dengan narahubung
0812334355139. Umratul telah aktif sebagai penjual online
Tuneeca sejak tahun 2013 dan sudah banyak dikenal dikalangan
pecinta Tuneeca. Hingga saat ini, jumlah anggota yang telah
bergabung dalam grup tersebut mencapai 8.976 dan jumlah yang
belum dikonfirmasi sejumlah 1.101.
Perbedaan usia, latar belakang ekonomi, sosial, dan
pendidikan antara penjual dan pembeli akan memberi pengaruh
dalam penggunaan bahasa. Masyarakat sekarang ini umumnya
sudah mampu mencampurkan penggunaan bahasa Indonesia
dengan bahasa daerah, bahkan bahasa internasional. Hal ini
sudah sering terjadi dalam percakapan penjual dan pembeli yang
dilakukan pada transaksi di media daring Parahnya,
pencampuran bahasa yang digunakan sudah tidak lagi dianggap
menyimpang dan justru telah dianggap sebagai cara untuk
mempermudah mencapai kesepakatan. Kejadian seperti itu,
dalam dunia berbahasa biasa dikenal dengan sebutan campur
kode.
Campur kode umunya terjadi dalam situasi tidak resmi atau
informal. Hal ini bisa terjadi karena penutur sudah terbiasa
menggunakan bahasa dengan cara yang seperti itu. Menurut
Istiati (dalam Suandi, 2014: 140), sumber dari campur kode bisa
datang dari kemampuan berbahasa, bisa pula datang dari
kemampuan berkomunikasi, yakni tingkah laku. Oleh karena itu,
perbedaan tingkah laku dan penggunaan berbahasa antara penjual
dan pembeli dapat menimbulkan adanya campur kode pada
kegiatan bertransaksi

Item Type: Book
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisi / Prodi: Faculty of Letters (Fakultas Sastra) > S1-Indonesian Letters (S1-Sastra Indonesia)
Depositing User: M.Pd. Denik Wirawati
Date Deposited: 30 Mar 2023 03:00
Last Modified: 30 Mar 2023 03:02
URI: http://eprints.uad.ac.id/id/eprint/41860

Actions (login required)

View Item View Item