Nurhidayati, Afifah (2024) Hadis larangan melakukan Tasybik ketika melaksanakan ibadah Shalat. S1 thesis, Universitas Ahmad Dahlan.
Text (JUDUL)
T1_2011027052_JUDUL__240425034350.pdf Download (1MB) |
|
Text (BAB I)
T1_2011027052_BAB_I__240425015934.pdf Download (379kB) |
|
Text (BAB II)
T1_2011027052_BAB_II__240425015934.pdf Restricted to Registered users only Download (740kB) | Request a copy |
|
Text (BAB III)
T1_2011027052_BAB_III__240425015934.pdf Restricted to Registered users only Download (529kB) | Request a copy |
|
Text (BAB IV)
T1_2011027052_BAB_IV__240425015934.pdf Restricted to Registered users only Download (162kB) | Request a copy |
|
Text (Daftar Pustaka)
T1_2011027052_DAFTAR_PUSTAKA__240425015934.pdf Download (190kB) |
Abstract
Salat merupakan ibadah mahdah yang memiliki ketentuan khusus. Oleh karena itu, perlu adanya sikap menjaga adab di dalamnya agar dapat mencapai rasa khusyuk dalam pelaksanaannya. Di antara adab yang dilarang dalam salat adalah dengan melakukan tasybik. Tasybik merupakan kegiatan dengan memasukkan jari kedalam jari-jari yang lain, kegiatan ini dilarang untuk menghindari bentuk tasyabbuh kepada kaum kafir, timbul rasa kantuk serta keluarnya suara dari jari-jemari yang dapat mengganggu orang lain. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kualitas dan pemahaman hadis larangan melakukan tasbik dengan hadis utama yang diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 562.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library reserch), adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi dengan data utama diperoleh dari kitab-kitab Sunan dan Musnad Ahmad. Adapun dalam menganalisis kualitas dan pemahaman hadis larangan tasybik pada riwayat Abu Dawud mengikuti metode yang digunakan oleh Syuhudi Ismail pada Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: 2007) dan Yusuf Al-Qaradhawi Bagaimana Memahami Hadis Nabi (Bandung: 1997).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah hadis tentang larangan melakukan tasybik pada riwayat Abu Dawud no. 562 termasuk hadis dalam kategori hadis daif, hal itu disebabkan salah satu rawi yang bernama Abu Sumamah berstatus majhul. Namun demikian, terdapat hadis dari jalur periwayatan lain dengan kualitas sahih dan hasan sehingga hadis larangan tasybik naik derajatnya menjadi hasan lighairihi. Adanya larangan ini tidak sampai pada tingkatan haram, akan tetapi hanya sampai pada batas makruh. Kemudian larangan tasybik juga penulis hubungkan dengan fenomena yang terjadi saat ini seperti bunyi handphone yang terkadang kehadirannya membuat hilangnya rasa khusyuk seseorang dalam beribadah.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Keyword: | adab, tasybik, salat |
Subjects: | P Language and Literature > PN Literature (General) |
Divisi / Prodi: | Faculty of Islamic Studies (Fakultas Agama Islam) > S1-Hadith Interpretation (S1-Tafsir Hadith) |
Depositing User: | userperpus3 userperpus3 |
Date Deposited: | 14 May 2024 08:35 |
Last Modified: | 14 May 2024 08:35 |
URI: | http://eprints.uad.ac.id/id/eprint/63382 |
Actions (login required)
View Item |