Putri, Sri Ayu Maharani (2023) Implementasi Program Bina Keluarga Lansia (BKL) dan Posyandu Lansia Melati Pasca Pandemi Covid-19 di Kelurahan Pringgokusuman RW 02 Gedongtengen Yogyakarta. S1 thesis, Universitas Ahmad Dahlan.
![]() |
Text (JUDUL)
T1_1900029012_JUDUL__230930010625.pdf Download (513kB) |
![]() |
Text (BAB I)
T1_1900029012_BAB_I__230930111234.pdf Download (135kB) |
![]() |
Text (BAB II)
T1_1900029012_BAB_II__230930111234.pdf Restricted to Registered users only Download (76kB) | Request a copy |
![]() |
Text (BAB III)
T1_1900029012_BAB_III__230930111234.pdf Restricted to Registered users only Download (66kB) | Request a copy |
![]() |
Text (BAB IV)
T1_1900029012_BAB_IV__230930111234.pdf Restricted to Registered users only Download (263kB) | Request a copy |
![]() |
Text (BAB V)
T1_1900029012_BAB_V__230930111234.pdf Restricted to Registered users only Download (49kB) | Request a copy |
![]() |
Text (Daftar Pustaka)
T1_1900029012_DAFTAR_PUSTAKA__230930111234.pdf Download (114kB) |
![]() |
Text (Lampiran)
T1_1900029012_LAMPIRAN__230930111234.pdf Restricted to Registered users only Download (582kB) | Request a copy |
![]() |
Text (Naskah Publikasi)
T1_1900029012_NASKAH_PUBLIKASI__230930111234.pdf Download (235kB) |
Abstract
Latar Belakang: Implementasi Bina Keluarga Lansia dan Posyandu Lansia Melati
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia di Kelurahan Pringgokusuman
RW 02 Gedongtengen Yogyakarta. Studi ini mengeksplorasi penerapannya pasca
pandemi Covid-19.
Metode: Studi kasus kualitatif dengan 12 informan: empat informan kunci (kepala
BKL, kepala posyandu, sekretaris BKL dan posyandu, bendahara BKL dan
posyandu) dan delapan informan triangulasi (dokter, perawat, tiga lansia, tiga
keluarga lansia). Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dan
wawancara mendalam.
Hasilnya: Tiga elemen kunci yaitu input dari sumber daya manusia, pendanaan,
dan sarana prasarana yang dipilih oleh ketua PKK, dana dari swadaya masyarakat,
dan kegiatan BKL & posyandu dilaksanakan berbeda lokasi. BKL tidak pakai
sarana, sedangkan posyandu dilengkapi dengan alat cek kesehatan sederhana.
Prosesnya mencakup perencanaan, pelaksanaan, pencatatan, dan pelaporan
kegiatan yang dilakukan rutin bulanan serta kegiatan tahunan. Semua kegiatan
didokumentasikan oleh sekretaris dan dikelola oleh bendahara, lalu dilaporkan
kepada ketua PKK setiap tanggal 10. Hasilnya, BKL hanya melibatkan keuarga
lansia, sementara posyandu mencakup lansia dengan skrining kesehatan berkala
dan hadiah doorprize.
Kesimpulan: Berbagi pengetahuan yang efektif di antara kader sangat penting
untuk menyusun program posyandu guna memenuhi kebutuhan lansia.
Pengetahuan yang tidak memadai dapat mempengaruhi partisipasi lansia. Posyandu
Lansia Melati dapat berkolaborasi dengan LSM untuk meningkatkan program
kesejahteraan lansia.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Keyword: | BKL, Posyandu, Lansia, Sistem Teori, Pasca Pandemi Covid-19 |
Subjects: | H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine |
Divisi / Prodi: | Faculty of Public Health (Fakultas Kesehatan Masyarakat) > S1-Science in Public Health (S1-Kesehatan Masyarakat) |
Depositing User: | userperpus2 userperpus2 |
Date Deposited: | 05 May 2025 06:32 |
Last Modified: | 05 May 2025 06:32 |
URI: | http://eprints.uad.ac.id/id/eprint/83371 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |