Budijati, Siti Mahsanah and Linarti, Utaminingsih and Purwani, Annie and Wachid, Nur PANDUAN ANALISIS ALIRAN KERTAS BEKAS MENGGUNAKAN MATERIAL FLOW ANALYSIS (MFA). [Artikel Dosen]
Text
Panduan analisis aliran kertas bekas dengan MFA.pdf Download (810kB) |
Abstract
Kertas bekas merupakan salah satu barang bekas yang dapat dikelola dan diolah kembali melalui aktivitas daur ulang, sehingga aktivitas pengelolaan kertas bekas merupakan salah satu bentuk aktivitas yang ramah lingkungan. Pengelolaan kertas bekas ini secara umum dapat dilakukan melalui aktivitas reverse logistics, yaitu pengelolaan barang dari point of consumption to point of origin.
Sistem pengelolaan kertas bekas ini juga sesuai dengan pola ekonomi sirkular dengan mengubah kembali limbah kertas menjadi bahan baku industri kertas. Dalam pelaksanaannya dapat melibatkan semua sektor seperti pengumpul, pengepul, pemulung, pendaur ulang, fasilitas pembuangan, hingga konsumen dan produsen.
Secara nasional, kebutuhan pasokan kertas bekas meningkat dari tahun ke tahun. Disebutkan dalam Road Map Industri Kertas dari Departemen Perindustrian, bahwa pada tahun 2009 kebutuhan kertas bekas untuk industri kertas nasional sekitar 6 juta ton/tahun, sekitar 3 juta ton dipasok dari pengumpulan kertas bekas lokal, sisanya sekitar 3 juta ton masih impor (Direktorat Jenderal Industri Agro Dan Kimia, 2009). Selanjutnya, tahun 2011 kebutuhan kertas daur ulang untuk industri kertas nasional meningkat menjadi 6,5 juta/tahun, 65% atau sekitar 4.2 juta ton dari pengumpulan kertas bekas lokal, dan 35% atau 2.3 juta ton berasal dari impor (Balai Besar Pulp Dan Kertas, 2012). Sementara itu dari sumber Detik finance (2014), disebutkan bahwa total kebutuhan kertas bekas, khususnya untuk industri kertas cokelat pada tahun 2014 adalah 7 juta ton/ tahun. Dari jumlah tersebut kertas bekas dari dalam negeri hanya sekitar 2,5-3 juta, sedangkan kekurangannya 4 juta ton harus diimpor. Impor kertas bekas tersebut berasal dari beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan negara–negara Asia.
Tahun 2015, Kementerian Perindustrian meminta industri kertas untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku kertas bekas. Ditargetkan bahwa 70% dari kertas yang diserap pasar domestik sekitar 6,2 juta ton/ tahun dapat menjadi sumber kertas bekas dalam negeri atau setara dengan 4,4 juta ton/ tahun (Kemenperin, 2015). Selanjutnya pada tahun 2018 menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, (2020) permintaan kertas bekas meningkat menjadi 8,6 juta ton.
Peningkatan kebutuhan kertas bekas ini tentu membutuhkan pengelolaan dan penanganan kertas bekas yang lebih baik. Selama ini, pendataan secara sistematis potensi kertas bekas dari titik konsumen sampai ke para pemain dalam reverse logistics kertas bekas belum dilakukan secara maksimal. Pengoptimalkan pengelolaan kertas bekas dapat memberikan keuntungan apabila dikelola dengan baik. Daur ulang 1 ton kertas dapat menghemat 17 pohon, 7.000 galon air, 380 galon BBM, 3,3 meter kubik ruang TPA dan 4.000 kilowatt energi yang cukup untuk kekuatan rumah rata-rata selama enam bulan dan mengurangi emisi gas rumah kaca oleh satu metrik ton ekuivalen karbon (Arianti dkk, 2015).
Panduan analisis aliran kertas bekas ini merupakan prosedur dalam menyusunan aliran kertas bekas dengan pendekatan Materail Flow Analysis (MFA) melalui memanfaatkan software subSTance flow Analysis (STAN). Luaran yang dihasilkan berupa identifikasi aliran dan skema aliran, sehingga dapat diketahui potensi kertas bekas di suatu wilayah yang dianalisis.
Item Type: | Artikel Dosen |
---|---|
Subjects: | T Technology > T Technology (General) |
Divisi / Prodi: | Faculty of Industrial Technology (Fakultas Teknologi Industri) > S1-Industrial Engineering (S1-Teknik Industri) |
Depositing User: | Siti Mahsanah Budijati |
Date Deposited: | 26 Sep 2022 01:48 |
Last Modified: | 26 Sep 2022 01:48 |
URI: | http://eprints.uad.ac.id/id/eprint/37117 |
Actions (login required)
View Item |