Wajiran, Wajiran (2022) Optimalisasi Dakwah Muhammadiyah dengan YouTube. In: Dakwah Muhammadiyah dalam Maskyarakat Digital: Pelaung dan Tantangan. UADPress, Yogyakarta, pp. 331-339. ISBN 978-623-5635-62-0
Text
ISBN_9786235635637.pdf Download (7MB) |
Abstract
Youtube merupakan media berbagi video secara online. Media sosial ini pertama kali di-launching pada tahun 2005 oleh Steve Chen, Chad Hurley, dan Jawed Karim. YouTube merupakan bagian dari media komunikasi sekaligus sebagai sarana hiburan. Pengguna YouTube bukan saja bisa menikmati video yang dibagikan oleh orang lain, tetapi setiap orang bisa membuat konten YouTube sendiri. Itu sebabnya, YouTube bisa menjadi salah satu media berbagi informasi penting untuk berbagai keperluan. Youtube bisa digunakan sebagai media pembelajaran, termasuk di dalamnya sebagai media dakwah.
Sebagai media berbagi, Youtube memberi kebebasan setiap orang untuk mengakses dan berbagi video. Itu sebabnya tidak semua tayangan yang ada di Youtube layak untuk ditonton. Banyak tayangan-tayangan yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial maupun agama. Termasuk dalam persoalan dakwah, kebebasan berbagi juga melahirkan berbagai persoalan karena pemikiran para ustadz sering tidak sesuai dengan syariat Islam. Beberapa orang yang menganggap dirinya ustadz hanya mencari popularitas dengan membuat konten kontroversial dan cenderung menyesatkan (Arifin, 2019). Tidak jarang, ada kelompok-kelompok yang justru mengadu domba atau mengulas keburukan ustadz lain yang belum tentu kebenarannya.
Terkait dengan pembatasan-pembatasan, YouTube memfasilitasi alat filter terhadap konten-konten yang tidak layak dikonsumsi publik. Para content creator di Youtube harus menyatakan bahwa tontonan yang hendak di-upload tidak mengandung hal-hal yang membahayakan bagi pemirsanya. Termasuk juga memilah content khusus anak-anak. Meskipun demikian, filter tersebut umumnya hanya berkisar terkait konten pornografi dan kekerasan. Sehingga masih banyak informasi atau tayangan yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial, khususnya budaya ketimuran. Itu sebabnya, pemirsa YouTube harus mampu memfilter sendiri mana konten yang sesuai dan yang tidak (Hajar, 2018).
YouTube sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia saat ini. Dari anak-anak sampai orang tua mengenal dan menggunakan YouTube di setiap harinya. Menurut Rahajo, masyarakat Indonesia adalah pengguna Youtube terbesar di dunia (Raharjo & Februansyah, 2019). Nurhayati menegaskan bahwa youtube merupakan media sosial yang paling banyak diakses oleh masyarakat Indonesia (Nurhayati-Wolff, 2011). Mereka menggunakan YouTube bukan hanya untuk mencari informasi, tetapi juga untuk belajar bahkan untuk mendapatkan penghasilan (Baca: monetisasi). Raharjo dkk. menekankan bahwa YouTube merupakan media komunikasi yang sangat efektif di era digitalisasi saat ini (Raharjo & Februansyah, 2019). YouTube memiliki peranan strategis sebagai media pembelajaran dan persebaran informasi. Setiap orang bisa berbagi informasi apa saja, dari yang sangat penting sampai hal-hal sepele sekalipun. Itu sebabnya orang bisa belajar apa saja dari YouTube.
Item Type: | Book Section |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Depositing User: | wajiran wajiran |
Date Deposited: | 01 Dec 2022 06:21 |
Last Modified: | 27 Dec 2022 03:13 |
URI: | http://eprints.uad.ac.id/id/eprint/37781 |
Actions (login required)
View Item |