Budijati, Siti Mahsanah and Astuti, Fatma Hermining and Jatiningrum, Wandhansari Sekar (2023) ANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT UNTUK BERPERAN SEBAGAI FASILITAS PENGUMPULAN MINYAK GORENG BEKAS PADA BISNIS JASA MAKANAN. Universitas Ahmad Dahlan. (Unpublished)
Text
Final_Laporan_Akhir_Penelitian_Internal_2022_60960139.pdf Download (4MB) |
|
Text
3. Surat Bukti lap pnltn diterima perpustakaan-ANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT UNTUK BERPERAN.pdf Download (569kB) |
Abstract
Minyak jelantah atau minyak goring bekas apabila digunakan secara berulang terus menerus dan membuangannya tidak dikelola dengan baik, akan mengakibatkan gangguan kesehatan manusia dan kerusakan lingkungan hidup. Kota Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata, sehingga pertumbuhan bisnis jasa makanan terus meningkat. Sektor ini memberikan kontribusi yang cukup besar di Kota Yogyakarta. Semakin banyaknya bisnis jasa makanan, berarti semakin banyak pula limbah minyak goreng yang dihasilkan. Berdasar penelitian pendahuluan, sebagian kecil bisnis jasa makanan menjual minyak goreng bekas mereka ke pengepul, namun tidak mengetahui proses selanjutnya setelah di pengepul. Pada dasarnya para pengepul melakukan aktivitasnya atas dasar kepentingan ekonomi, sementara jika dilihat dari sudut pandang kepentingan jangka panjang, maka pengelolaan minyak goreng bekas merupakan perwujudan rantai pasok berkelanjutan. Salah satu bagian dari rantai pasok berkelanjutan adalah reverse logistic (RL). Untuk mewujudkan aktivitas RL yang ideal diperlukan kerjasama antar pelaku dan langkah awal yang perlu ditetapkan adalah penentuan titik pengumpulan bagi produk bekas yang akan dikelola (dalam hal ini minyak goreng). Namun, berdasarkan penelitian dan observasi beberapa bulan tidak ada pelaku bisnis jasa makanan yang bersedia menjadi fasilitas pengumpulan minyak goreng bekas. Untuk itu, penelitian ini ditujukan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang menjadi penghambat pelaku bisnis jasa makanan berperan sebagai fasilitas pengumpulan. Selanjutnya penelitian ini akan diusulkan untuk jangka waktu penelitian dua tahun, sehingga tujuan penelitian tahun kedua adalah untuk mengeksplorasi faktor-faktor pendorong pelaku bisnis jasa makanan berperan sebagai fasilitas pengumpulan. Dengan dipahaminya faktor pendorong dan penghambat pelaku bisnis jasa makanan untuk berperan sebagai titik pengumpulan minyak goreng bekas, maka akan dapat dirancang kebijakan yang tepat untuk pengumpulan minyak goreng bekas yang dapat mewujudkan rantai pasok berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah pengembangan model konseptual niat berperan sebagai fasilitas pengumpulan minyak goreng bekas dan analisis regresi. Adapun tahapan metode penelitian meliputi: 1. Studi literatur untuk menyusun model konseptual dan pengembangan instrumen penelitian, 2. Face validity sebagai pengecekan instrumen penelitian, 3. Identifikasi lokasi penyedia bisnis jasa makanan yang ada di Wilayah Kota Yogyakarta, 4. Penyebaran kuesioner awal, 5. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner, 6. Penyebaran kuesioner lanjutan sebagai tahap pengumpulan data, 7. Pengolahan data dengan analisis regrezi, 8. Pembahasan hasil penelitian, 9. Penarikan simpulan & saran. Penelitian yang diusulkan merupakan penelitian dasar, sehingga luaran yang ditargetkan adalah publikasi pada Jurnal Nasional Terakreditasi. Jurnal nasional terakreditasi yang dituju adalah Jurnal OPSI (Optimasi Sistem Industri) merupakan jurnal Sinta 3, terbitan UPN Veteran Yogyakarta. Saat ini, paper publikasi telah sampai tahap selesai review dan menunggu LoA. Adapun TKT yang akan dicapai adalah TKT 3, untuk pembuktian konsep/ model analisis regresi
dalam penentuan faktor penghambat dan pendorong bagi pelaku bisnis jasa makanan untuk berperan sebagai fasilitas pengumpulan minyak goreng bekas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima dari enam faktor penghambat berpengaruh secara signifikan menghambat niat berperilaku sebagai fasilitas pengumpulan minyak goreng bekas, yaitu faktor: 1. Kurangnya sarana prasarana dan fasilitas yang memadai, 2. Kurangnya pengetahuan & pengalaman, 3. Kurangnya komitmen manajemen, 4. Kurangnya sumber daya manusia yang memiliki keahlian teknis, dan 5. Hambatan ekonomi. Adapun faktor Hambatan Kebijakan & Regulasi berpengaruh negatif atau menghambat niat, tetapi tidak signifikan. Hasil selanjutnya yang diperoleh adalah nilai niat dari 175 responden untuk berperilaku sebagai fasilitas pengumpulan minyak goreng bekas sebesar 3,089 yang berarti para responden masih ragu-ragu untuk menjadi fasilitas pengumpulan minyak goreng bekas. Selanjutnya berdasar analisis koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 0,352 yang berarti bahwa faktor-faktor penghambat dalam penelitian ini membentuk niat berperilaku sebesar 35,2% sedangkan niat dibentuk oleh faktor lain di luar penelitian sebesar 64,8%. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pengambil kebijakan dalam pengelolaan minyak goreng bekas untuk disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Demikian juga dapat dimanfaatkan untuk penentuan langkah-langkah dan kebijakan agar pengelolaan minyak goreng bekas lebih ideal dan mendukung rantai pasok berkelanjutan. Adapun penelitian lanjutan dapat diarahkan untuk mendapatkan faktor-faktor lain yang dapat menghambat niat berperilaku sebagai fasilitas pengumpulan minyak goreng bekas, juga penelitian tentang faktor-faktor pendorong yang mampu memotivasi niat berperilaku para pelaku bisnis jasa makanan untuk bersedia sebagai fasilitas pengumpulan minyak goreng bekas.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management |
Divisi / Prodi: | Faculty of Industrial Technology (Fakultas Teknologi Industri) > S1-Industrial Engineering (S1-Teknik Industri) |
Depositing User: | S.T., M.Sc Fatma Hermining Astuti |
Date Deposited: | 31 Mar 2023 03:20 |
Last Modified: | 18 Nov 2023 01:21 |
URI: | http://eprints.uad.ac.id/id/eprint/42010 |
Actions (login required)
View Item |