AHASIA POINT OF VIEW KISAH-KISAH DALAM AL-QUR’AN: TELAAH INTRINSIK SASTRA DAN ILTIFĀT

Rachmawan, Hatib (2023) AHASIA POINT OF VIEW KISAH-KISAH DALAM AL-QUR’AN: TELAAH INTRINSIK SASTRA DAN ILTIFĀT. Universitas Muhammadiyah Surabaya, Indonesia.

[thumbnail of Artikel Jurnal] Text (Artikel Jurnal)
Turnitin_MEMBACA ULANG ASAL USUL HADIS DALAM PERSPEKTIF.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Kisah-kisah di dalam Al-Qur’an memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan karya
sastra pada umumnya. Meskipun begitu antara sastra umum dan Qur’an memiliki unsur
pembentuk yang sama, dan salah satu satunya adalah point of view. Selama ini unsur tersebut
tidak pernah digunakan untuk mengkaji sastra Al-Qur’an. Sementara di sisi lain, dalam kajian
Balaghah ada satu topik pembahasan yang berkaitan erat dengan point of view, yakni gaya
iltifāt. Di dalam pembahasannya iltifāt banyak mengkaji makna pergesaran sudut pandang, dari
persona ketiga (ghaib) menjadi persona pertama (mutakallim), dan seterusnya. Dua keilmuan
ini saling beririsan, sehingga sangat tepat bila dipergunakan secara sinergis, terutama untuk
menganalisis kisah-kisah di dalam Al-Qur’an. Lantas bagaimana point of view kisah-kisah Al-
79
Al-Hikmah: Jurnal Studi Agama-Agama / Vol. 10, No. 1, 2024
Qur’an jika dilihat dari dua sisi sastra dan Balaghah dalam hal ini gaya iltifāt? Selanjutnya,
bagaiamana makna yang dihasilkan dari dua kajian tersebut. Penelitian ini bertujuan menjawab
dua pertanyaan tersebut, yakni: Pertama, untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk point of view
dari kajian sastra dan iltifāt kisah dalam Al-Qur’an; Kedua, mendeskripsikan makna dan
pemahaman point of viewterhadap ayat dari dua perspektif tersebut. Adapun secara garis bersar
hasil dari kajian tersebut: Pertama, point of view kisah dalam Al-Qur’an memiliki keunikan
dan keunggulan dari kisah sastra pada umumnya; Kedua, point of view memperkuat mukjizat
kesastraan Al-Qur’an, dan sekaligus membantah bahwa bahasa Al-Qur’an merupakan
reproduksi dari lisan Nabi; Ketiga, point of view ternyata mampu memberi kesan
penggambaran karakter Tuhan secara kuat. Keempat, point of view dapat menjelaskan model
komunikasi dan kesan yang dihasilkan dari kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Item Type: Other
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BT Doctrinal Theology
Depositing User: Hatib Rachmawan
Date Deposited: 11 Sep 2024 02:45
Last Modified: 11 Sep 2024 02:45
URI: http://eprints.uad.ac.id/id/eprint/72585

Actions (login required)

View Item View Item