Aslamiyah Thoriq, Hanan (2023) Adālah Al-Ṣaḥābah menurut Muṣṭafā Al-Ṣibāʻi dan Muhammad Syahrur. S1 thesis, Universitas Ahmad Dahlan.
Text (JUDUL)
T1_1920027146_JUDUL__230621010511.pdf Download (1MB) |
|
Text (BAB I)
T1_1920027146_BAB_I__230621010511.pdf Download (289kB) |
|
Text (BAB II)
T1_1920027146_BAB_II__230621010511.pdf Restricted to Registered users only Download (397kB) | Request a copy |
|
Text (BAB III)
T1_1920027146_BAB_III__230621010511.pdf Restricted to Registered users only Download (504kB) | Request a copy |
|
Text (BAB IV)
T1_1920027146_BAB_IV__230621010511.pdf Restricted to Registered users only Download (161kB) | Request a copy |
|
Text (Daftar Pustaka)
T1_1920027146_DAFTAR_PUSTAKA__230621010511.pdf Download (191kB) |
Abstract
Salah satu variabel yang menarik untuk diteliti dari kajian Hadis adalah kaidah keadilan sahabat yang berbunyi al-ṣaḥābah kulluhum ‘udūl. Kaidah ini berimplikasi terhadap keadaan sahabat yang tidak perlu dikritik kredibiltasnya. Kendati demikian, hal ini justru menjadi tantangan tersendiri dalam kajian kritik hadis karena menyisakan banyak pertanyaan dan perdebatan. Bukan hanya terjadi di antara golongan teologis tetapi juga oleh para tokoh dari klasik hingga kontemporer. Adapun di antara tokoh tersebut adalah Muṣṭafā al-Ṣibāʻi dan Muhammad Syahrur.
Oleh karena itu, dalam rangka mendalami wacana keadilan sahabat tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menelaah gagasan pemikiran kaidah keadilan sahabat menurut Muṣṭafā al-Ṣibāʻi dan Muhammad Syahrur. Penelitian ini, termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan atau library research. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yang kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis isi (content analysis). Merujuk pada dua sumber primer, yakni kitab al-Sunnah wa Makānatuha fī al-Tasyrī’ al-Islāmī karya Muṣṭafā al-Ṣibāʻi dan al-Sunnah al-Raṣūliyyah wa al-Sunnah al-Nabawiyyah; Ru’yah Jadīdah karya Muhammad Syahrur serta didukung oleh sumber-sumber sekunder yang lain.
Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwasanya Muṣṭafā al-Ṣibāʻi menyepakati kaidah keadilan sahabat sebagaimana yang dirumuskan para oleh ulama terdahulu. Adapun Muhammad Syahrur berupaya untuk mengkritisi kaidah tersebut sebab sahabat tidak bisa disebut sebagai orang yang adil begitu saja. Perbedaan pandangan di antara keduanya bertumpu pada pemahaman terhadap dalil-dalil al-Qur’an dan Sunnah, perbedaan dalam menyepakati ijtihad ulama dan perbedaan pandangan dalam menilai sahabat sebagai generasi pertama.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Keyword: | Keadilan Sahabat, Muṣṭafā al-Ṣibāʻi, Muhammad Syahrur. |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc |
Divisi / Prodi: | Faculty of Islamic Studies (Fakultas Agama Islam) > S1-Hadith Interpretation (S1-Tafsir Hadith) |
Depositing User: | userperpus2 userperpus2 |
Date Deposited: | 18 Dec 2024 03:01 |
Last Modified: | 18 Dec 2024 03:01 |
URI: | http://eprints.uad.ac.id/id/eprint/77673 |
Actions (login required)
View Item |